Pandemi
Covid-19 telah banyak merubah tatanan sosial dalam kehidupan, perubahan ini
tidak bisa dihindari. Masyarakat sekarang mau tidak mau dipaksa untuk
menyesuaikan tatanan kehidupan yang baru, yang tentu sesuai protokol kesehatan
sebagai ikhtiar menyudahi nestapa pandemi yang banyak membawa kesedihan dan
kerugian di masyarakat. Tatanan sosial yang berubah tidak hanya pada sektor
ekonomi melainkan juga pada sektor pendidikan, yang mana pendidikan ini sangat
sangat terasa tidak hanya pada masyarakat di perkotaan namun juga pada
masyarakat di pedesaan.
Pendidikan bisa dibilang menjadi
salah satu sektor yang paling terdampak covid-19. Karena di Indonesia
pendidikan menjadi satu kesatuan yang terlembaga dari daerah maupun pusat. Ini
berarti bahwa jika ada himbauan untuk menutup sekolah sekolah dari pusat,
sekolah di daerah daerah pun mengikuti. Berbeda dengan ekonomi yang dinamis.
Mungkin ekonomi di kota yang paling terasa dampak covid-19, sedangkan di daerah
utamanya di desa umumnya masih berjalan hampir seperti biasanya. Artinya
ekonomi daerah utamanya desa desa tidak terlalu terdampak covid-19 secara
signifikan dibandingkan di perkotaan.
Seperti kita ketahui bahwa pandemi
memaksa sekolah menutup gerbangnya dan mengalihkan sistem pendidikan tatap muka
menjadi daring (dalam jaringan). Terlepas dari sisi positif dan negatif dari sistem pendidikan yang bisa
dikatakan model baru di Indonesia ini, Daring banyak memengaruhi siswa dalam
belajar. Tidak hanya dalam segi pemahaman terhadap suatu materi melainkan juga
pada sisi psikologis siswa. Tidak mudah mengenalkan dan melaksanakan sistem
pendidikan yang baru ini. Apalagi sistem ini belum terlalu populer dikalangan
guru dan siswa sebelum pandemi melanda.
Visit home menjadi solusi
Selama
masa pengabdian masyarakat di masa pandemi, saya banyak menemui guru
melaksanakan sistem belajar di daerah yang tidak mendukung melaksanakan sistem
daring. Tidak jauh dari kota Surakarta, Salah satu Dusun di Kabupaten
Karanganyar saya menemui fenomena ini. Guru mendatangi rumah para siswa nya dua
kali dalam seminggu untuk memberi materi pelajaran sekolah dasar. Tentu
perjuangan guru ini patut di apresiasi. Dengan segala pertimbangan dan melihat
kondisi masyarakat di dusun tersebut, para guru memilih mendatangi para siswa
nya untuk mengajar atau dalam kata lain disebut visit home.
Sistem visit home ini dilakukan
karena kondisi masyarakat dan para siswa yang belum memungkinkan untuk diajak
belajar dalam sistem daring. Selain itu, dusun ini berada di kaki gunung lawu
yang notabene sulit untuk mendapat akses sinyal internet yang mumpuni. Dengan
melihat segala kondisi ini visit home menjadi solusi para guru untuk memberi
pengajaran kepada siswa siswi nya. Di beberapa daerah lain sistem ini juga diterapkan para pendidik untuk
menjangkau anak didiknya agar kegiatan belajar mengajar terlaksana.
Di beberapa daerah, visit home menjadi solusi bagi para
pendidik untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar kepada anak didiknya. mengingat tidak semua daerah dan tidak
semua masyarakat siap untuk melaksanakan pendidikan secara daring. Visit home
bisa diterima oleh berbagai daerah dan kondisi masyarakat. Karena visit home
tidak memerlukan sarana prasana yang rumit seperti sistem daring yang
memerlukan koneksi internet yang mumpuni.
Menjaga semangat siswa dalam
belajar
Dikala pandemi, para siswa sudah pasti
akan merasakan kejenuhan saat berada dirumah, apalagi pandemi ini sudah
berlangsung cukup lama dan tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi ini akan
berlangsung dan berakhir. Kejenuhan para
siswa ini harus di perhatikan betul oleh para pendidik, jangan sampai para
siswa kehilangan semangat dalam belajar. Terobosan terobosan harusn dipikirkan
para pendidik untuk menjaga semangat para siswa ini dalam belajar.
Metode visit home ini bisa menjadi
alternatif bagi para pendidik untuk menjaga asa dan semangat para siswa untuk
belajar. Dibandingkan dengan sistem daring yang hanya bertatap muka pada dunia
maya, sistem visit home lebih terasa euforia
nya seperti pembelajaran di dalam kelas. Karena para siswa bertatap
langsung dengajn guru mereka dan tak jarang bertemu langsung dengan teman yang
dekat dengan rumahnya. Ini menjadi kelebihan visit home sebagai metode
pembelajaran di daerah yang belum bisa melakukan pendidikan dikala pandemi ini
dengan sistem daring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar